BBM Batal Naik, Pemerintah Pangkas Anggaran
VIVAnews – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menyatakan, pemerintah bakal memangkas anggaran di sana-sini agar APBN tidak jebol. Pemangkasan anggaran ini merupakan imbas dari batalnya kenaikan harga bahan bakar minyak. Artinya, subsidi BBM membengkak.
“Sudah pasti subsidi bakal bengkak. Jadi anggaran-anggaran lain sekarang harus dipotong untuk menutupi subsidi BBM itu,” kata Widjajono, Sabtu 31 Maret 2012 dini hari. Menurutnya, ke depan pemerintah juga masih akan memotong banyak anggaran agar APBN tidak defisit.
Widjajono mengatakan, pemerintah akan menggelar rapat kabinet lebih dulu untuk memutuskan anggaran apa saja yang hendak mereka potong. Hasil rapat paripurna DPR yang memutuskan pembatalan kenaikan harga BBM, kata dia, bagaimanapun harus dihargai sebagai proses demokrasi.
“Apapun keadaannya, pemerintah akan punya solusi,” ujar Widjojanto optimis. Ia meminta semua elemen bangsa untuk memperbaiki suasana di Indonesia yang saat ini kurang kondusif. “Perbaiki iklim imvestasi, jangan korupsi, dan hidup hemat,” tegasnya.
Apabila tiga hal itu dilakukan, ia yakin Indonesia masih mampu bertahan. Widjojanto juga mengingatkan, meski harga BBM batal naik sekarang, namun bukan berarti harga BBM tak jadi naik selamanya. “Tanggal 1 April besok pasti tidak naik. Tapi kalau nanti ICP (Indonesia Crude Price) misalnya naik jadi US$130 per barel, harga BBM ya langsung ikut naik,” paparnya.
Hanya Menunda
Paripurna DPR semalam menyepakati penambahan ayat 6a dalam Pasal 7 ayat 6 Undang-undang APBN 2012 yang melarang pemerintah menaikkan harga BBM saat ini, melalui voting.
Namun dalam pasal tambahan itu, pemerintah diizinkan menaikkan atau menurunkan harga BBM apabila harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam kurun waktu 6 bulan ini mengalami kenaikan atau penurunan hingga lebih dari 15 persen dari asumsi APBN-P 2012 sebesar US$105 per barel.
Artinya, pemerintah tak bisa menaikkan harga bahan bakar saat ini, sebab rata-rata harga minyak mentah Indonesia dalam 6 bulan terakhir belum sampai US$120,75 per barel.
Namun pemerintah di kemudian hari bisa saja menaikkan BBM. Apalagi angka US$120,75 per barel itu sesungguhnya hampir tercapai, sebab sejak awal Oktober 2011 sampai akhir Maret 2012 ini, rata-rata harga minyak mentah Indonesia sudah mencapai US$116 per barel.
“Sudah pasti subsidi bakal bengkak. Jadi anggaran-anggaran lain sekarang harus dipotong untuk menutupi subsidi BBM itu,” kata Widjajono, Sabtu 31 Maret 2012 dini hari. Menurutnya, ke depan pemerintah juga masih akan memotong banyak anggaran agar APBN tidak defisit.
Widjajono mengatakan, pemerintah akan menggelar rapat kabinet lebih dulu untuk memutuskan anggaran apa saja yang hendak mereka potong. Hasil rapat paripurna DPR yang memutuskan pembatalan kenaikan harga BBM, kata dia, bagaimanapun harus dihargai sebagai proses demokrasi.
“Apapun keadaannya, pemerintah akan punya solusi,” ujar Widjojanto optimis. Ia meminta semua elemen bangsa untuk memperbaiki suasana di Indonesia yang saat ini kurang kondusif. “Perbaiki iklim imvestasi, jangan korupsi, dan hidup hemat,” tegasnya.
Apabila tiga hal itu dilakukan, ia yakin Indonesia masih mampu bertahan. Widjojanto juga mengingatkan, meski harga BBM batal naik sekarang, namun bukan berarti harga BBM tak jadi naik selamanya. “Tanggal 1 April besok pasti tidak naik. Tapi kalau nanti ICP (Indonesia Crude Price) misalnya naik jadi US$130 per barel, harga BBM ya langsung ikut naik,” paparnya.
Hanya Menunda
Paripurna DPR semalam menyepakati penambahan ayat 6a dalam Pasal 7 ayat 6 Undang-undang APBN 2012 yang melarang pemerintah menaikkan harga BBM saat ini, melalui voting.
Namun dalam pasal tambahan itu, pemerintah diizinkan menaikkan atau menurunkan harga BBM apabila harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam kurun waktu 6 bulan ini mengalami kenaikan atau penurunan hingga lebih dari 15 persen dari asumsi APBN-P 2012 sebesar US$105 per barel.
Artinya, pemerintah tak bisa menaikkan harga bahan bakar saat ini, sebab rata-rata harga minyak mentah Indonesia dalam 6 bulan terakhir belum sampai US$120,75 per barel.
Namun pemerintah di kemudian hari bisa saja menaikkan BBM. Apalagi angka US$120,75 per barel itu sesungguhnya hampir tercapai, sebab sejak awal Oktober 2011 sampai akhir Maret 2012 ini, rata-rata harga minyak mentah Indonesia sudah mencapai US$116 per barel.
No comments:
Post a Comment